top of page

Writing as Hobby

  • SH
  • May 14, 2015
  • 5 min read

Menulis itu sulit, sukar, gak gampang, ngabisin waktu dan tenaga, de el el komentar buruk lain yang terlontar. Ah, kata siapa? Kalau belum mencoba, mengapa harus komentar ini itu? Kalau pun sudah mencoba, berarti, ada yang salah dengan diri anda sehingga bisa berkomentar negatif seperti itu. Karena bagi saya, menulis itu menyenangkan. Menulis adalah bagian dari kehidupan saya. Jika ditanya lebih memilih mana berbicara di depan publik atau menulis, saya lebih memilih menulis. Karena sejak kecil saya uda suka banget dengan menulis, dan sudah jadi hobi. Sampai sekarang, masih ingat saya, di kamar saya sendiri, di ranjang tempat tidur, ada beberapa buku yang dibelikan ayah (waktu itu yang banyak membelikan saya buku memang ayah), saya baca buku sendiri. Saya habiskan banyak waktu untuk membaca. Itu ketika saya masih kecil banget dan belum punya sepeda pancal. Ketika uda punya, maka hampir tiap hari, mulai dari shubuh sampai malam, kerjaan saya hanya pergi keluar pakai sepeda mancal keluar jalan2 ke mana2, sekalian olahraga. Makanya, personality dan character aslinya saya itu pendiam dan alone. Hhe

Pun begitu ketika menemukan site wix ini, tempat untuk membuat sebuah site secara free. Bertemunya dengan site wix ini pun ketika jalan2 (maksudnya browsing) entah ke mana, tiba2 nemu aja. Lalu saya interest, dan akhirnya coba2 juga. Yah, worthy to try lah, daripada nothing. Dan akhirnya berlanjut sampai sekarang deh. Walau masih harus belajar dan mengutak-atik fitur2 yang ada di dalam, karena baru pertama kali ini buat site di tempat wix ini. Sebelumnya, ya menggunakan site mainstream, kalau gak blogspot, ya wordpress.

Kadang orang yang bilang sulit menulis itu, karena tidak punya ide. Memang, kita tidak akan bisa menulis jika tidak punya ide. Kadang ide itu muncul begitu saja tanpa kita minta, ketika di jalan misal, ketika lagi ngerjain apa misal. Misal di waktu itu ide langsung muncul, saran saya, langsung catat misal ketika lagi di luar, atau ketika di rumah, langsung menghadap laptop, buka notepad, catat ide nya, lalu kita ngerjain pekerjaan kita tadi sampai selesai. Misal sudah kita rampungkan semua, ya sudah, tinggal menghadap laptop lagi sambil minum secangkir kopi yang menemani di samping meja, kembangkan dari ide tersebut. Gampang bukan? Well, serasa gampang, tapi kadang prakteknya tak segampang itu. Yah, memang perlu latihan sih.

Kadang orang yang bilang sulit menulis itu, memang pada dasarnya malas untuk nulis. Atau lebih senang baca karya orang lain ketimbang dia sendiri menulis. Kalau malas sih, mungkin masih bisa diterapi dan di treatment perlahan-lahan. Caranya? Cari motivasi untuk menulis. Ketika ada sesuatu atau seseorang yang bikin semangat menulis, maka kita akan terseret untuk segera menulis. Jika sudah menemukan motivasi itu, segera menulis, jangan diulur-ulur atau ditunda-tunda, sebelum rasa semangat tadi menyusut bahkan hilang. Ada motivasi besar, langsung tulis. Pas lagi gak ada ide? Udaa, tulis aja yang pas lagi ada di benak. Tulis aja pokoknya. Intinya nulis, entah itu hanya sekedar curhat membosankan atau hanya nulis se paragraf dua paragraf singkat. Kalau pada basic nya ia uda gak seneng nulis, tapi prefer ke baca? Kalau yang ini mah, uda gak bisa diapa-apain lagi. Kenapa? Ya soalnya mau diapain coba, dia dari awal uda gak seneng nulis, senengnya baca. Mungkin aja dia pikir nulis itu ribet dan bikin capek, mending langsung bicara atau telling ke orang banyak / publik. Well, it's never mind. It's their own choise after all. We can't interfere.

Mau cerita sedikit pengalaman. Dari kecil, saya sudah senang menulis. Karena ayah dan ibu saya dua-dua nya dokter (ayah dokter umum dan ibu dokter gigi), maka saya dari kecil uda biasa ditinggal sampai larut malam sendirian di rumah bersama imouto (adik perempuan) saya di rumah. Ada dua hal yang saya kerjakan kalau malam. Kalau gak menulis, maka saya berkeliling buana keluar dengan mancal naik sepeda. Kalau lagi mood, maka saya akan menulis. Dulu mah, komputer masih pakai windows 98. Hhaha. Gak masalah. At least dan yang paling penting, bisa nulis. Ketika habis nulis banyak, dan saya rasa uda bagus (maklum, dulu masih bocah, jadi belum ngerti kualitas tulisan yang bagus itu seperti apa, yang penting dilihat menarik aja ^^), maka saya dengan cepat mancal sepeda keluar tujuan ke radar tarakan. Radar Tarakan adalah koran pertama yang saya kenal (karena memang langganan). Saya masukkan karya saya dalam disket (dulu mah, belum ada FD kali, atau kalau uda ada pun, harganya masih selangit dengan kapasitas kecil banget). Ketika sudah sampai, saya serahkan hasil karya saya dalam disket itu kepada karyawan kantor editor Radar Tarakan. Sudah beberapa kali saya lakukan itu. Harapan saya, karya saya dimuat. Dan sampai sekarang, kalau saya gak salah ingat, blas karya saya gak ada yang dimuat. Hhaha. Mungkin pikir mereka, nih bocah berani banget, buat karya sendiri dengan harapan bisa dimasukkan di koran Radar. Yah, at least buat pengalaman lah. Dan semangat untuk menulis saya tidak berhenti sampai di situ tentunya. Pernah juga nulis uneg2 mengenai Kota Tarakan, ke depannya harusnya seperti apa, perlu ditambahi fasilitas infrastruktur seperti apa, perbaikan bidang di sana sini yang gimana. Saya nulis itu semua di sebuah kertas (lupa berapa halaman), saya masukkan ke dalam surat, lalu saya pergi ke gedung DPRD kota Tarakan, lalu menyerahkan surat itu langsung ke pejabat nya. Saya lupa beliau itu ada di tingkat berapa, bukan atas2 banget sih, soalnya kalau yang memang benar2 berkepentingan banget kan, baru bisa ditemui. Beliau terima surat itu dan bilang kalau saya hebat banget uda berani mengirim surat mengkritik (kasarannya gitu lah) kinerja demi perbaikan dan pembangunan kota Tarakan ke depannya. Serius, saya waktu itu masih bocah banget. Entah kesurupan apa saya bisa seperti itu. Kalau diingat2 lagi, rasanya lucu aja. Bocah ingusan baru lahir kemarin sore uda berani banget ngelakuin seperti itu. Duh -_-

Yah, saya berharap, istri saya kelak senang menulis juga. Jadi, berdua suatu saat akan menerbitkan suatu karya buku. Karena bagi saya, ilmu akan selalu tetap dikenang dan berguna bagi khalayak luas ketika ia dituangkan ke dalam tulisan yang akan tetap bertahan dan terukir abadi (selama tulisannya tidak dibakar ^^). Anak cucu kita nanti pun bisa menikmati dan mengambil faedah dari buku yang kita (saya dan istri) saya terbitkan. Banyak mengambil pelajaran dan ilmu dari sana sehingga mengalirlah ilmu secara tidak langsung dari situ. Amal jariyah tidak akan terputus tentunya. Ilmunya akan terus mengalir, mulai dari anak cucu, sampai semua orang yang membeli buku itu.

Pun saya memulai membuat site ini, karena ingin ada wadah yang menampung aspirasi dan uneg2 serta curhatan dari saya. Sepertinya hampir semuanya (99%) isinya curhatan semua deh. Hhaha. Gak apa2 dah. Yang penting nulis. Mau curhatan semua kek, itu urusan belakang ^^.

Cukup sekian dulu ya. Semoga bisa menjadi pemberi semangat bagi kalian semua untuk menulis yang memang mempunyai minat di bidang tulisan.

r.jpg

 
 
 

Comments


© Copyright 2015 by Sherlock Holmes

bottom of page