(Boring) Diary???
- SH
- May 15, 2015
- 6 min read
Hari ini, saya bersama Rei bermain basket di lapangan basket terbuka (open door) di Pertama Jingga suhat. Sudah menjadi kewajiban rutin saya dan Rei untuk mengisi liburan sebelum masuk co-ass dengan bermain basket tiap pagi sekitar jam 6 an. Sebelum bermain basket, tentu saya sempatkan untuk workout terlebih dahulu as usual. Jadwal saya dengan Rei untuk bermain basket tiap minggu beda2. Saya mengikuti jadwal shoum Rei. Karena Rei itu shoum Daud (besok shoum lusa gak), maka minggu ini saya dan Rei bermain basket hari Senin, Rabu, dan Jum'at. Namun, minggu depan, saya dan Rei bermain basket hari Selasa dan Kamis. Mengapa sabtu tidak? Karena, Rei jika sabtu ingin beristirahat full di rumah plus bersih2 kamar kos nya. Yah, mau gimana lagi, karena memang saya yang harus mengikuti jadwal shoum dan jadwal kegiatan Rei :3 Dan prinsip saya, bermain basket tidaklah hanya sekedar "bermain" belaka. Bukanlah hanya sekedar mengisi waktu luang. Tidak hanya yang penting tubuh gerak, yang penting keluar keringat, yang penting terkena sinar matahari pagi yang baik untuk kesehatan, de el el excuse yang lain. Namun, prinsip saya, saya bermain basket saya samakan dengan latihan basket. Prinsip saya, ketika mengerjakan sesuatu, saya kerjakan sesuatu itu dengan sungguh2, maksimal, menuju tahap profesional, sehingga akan menghasilkan result yang perfect dan satisfied. Jadi, excuse yang di atas semua tadi didapat, plus skill juga meningkat. That's it!!!
Kembali lagi. Ketika di lapangan, hal yang paling saya latih skill adalah shooting. Yupz. Why? Karena percuma badan anda tinggi. Percuma badan anda besar, kalau skill anda NOL besar. Saya dan Rei sudah banyak melihat orang yang dengan badan tinggi2, lebih tinggi dari saya dan Rei, ada juga uda tinggi, besar, namun ketika shooting, gak ada yang masuk sama sekali. Saya dan Rei kadang melihat seseorang bukan hanya tampilan luar saja, namun skill apa yang anda punya. That's it!!!
Dan memang, inspirasi saya dalam hal basket ini adalah peraih trofi MVP NBA musim ini, siapa lagi kalau bukan Stephen Cury, Point Guard bernomor punggung 30 dari tim Golden State Warriors. Dengan akurasi shooting yang merupakan the best shooter in NBA history, dengan catatan grafik statistik yang terbaru bahwa shooting percentage Curry adalah 100% (gvendeng, bukan? ckckckck), maka saya terpacu untuk bisa seperti Curry.
Mari coba kita analisa. Tinggi Curry 190 cm. Angka segitu merupakan angka yang wajar karena kebanyakan mereka genetiknya dilahirkan average nya sudah sekian, rata2 height orang west kan 190 cm ke atas. So, it's natural. Sedangkan, height orang Asia, sekitar 170 cm an ke atas. Oke, lanjut. Kalau dibandingkan dengan rekan se-tim Curry, bisa dikatakan Curry itu yang paling pendek sendiri lho, bandingkan dengan Green yang tinggi, de el el. Namun, skill nya Curry, how? Oh my goodness. Jangan ditanya ya. Dia bisa shooting di mana pun dia mau, dan pasti masuk. Sudah berapa kali dia minta bola nya passing kan ke dia, dan dia shooting 3 pt, dan hampir dapat dipastikan masuk. Oleh karenanya, ketika di lapangan, saya selalu untuk mengasah shooting agar makin tajam. Sebenarnya, tidak serta merta Curry bisa se-DEWA itu. Dia selalu latihan, latihan, dan latihan terus, ketika dalam sendirian, shooting 3 pt, menggunakan fasilitas tim yang serba lengkap. Buat apa fasilitas serba ada tapi gak dimanfaatkan semaksimal mungkin? That's too meaningless. Buat apa latihan? Untuk mengasah muscle memory. Semakin banyak shooting, maka muscle akan secara tidak langsung akan menemukan form terbaik ketika berada di tempat yang sama, melakukan shooting 3 pt. Dan hal itulah yang sudah diraih oleh Stephen Curry. Makanya, dia dengan mudah bisa shooting di mana saja.
Oke, kembali lagi. Dan biasanya, ketika shooting, Rei yang mengambil bola basket nya. Hhaha. Poor Rei. Rei memang sahabat sejati saya yang sudah capek2 nemenin saya terus ke mana pun saya minta :3
Oke, kembali lagi. Dan pas hari ini, ketika lagi latihan, tiba2 datang seseorang yang memang tinggi perawakannya, dan dia juga latihan shooting. Bukan 3 pt, tapi masuk dalam zona opponent. Form nya bagus, dan kebanyakan masuk. Saya pun terpacu, gak mau kalah dengan dia. Saya dan dia jadi gantian masuk2 an bola. Saya shooting 3 pt, dia shooting 2 pt. Dia masuk, saya masuk, dia masuk, saya gak masuk, saya semakin bersemangat. Saya masuk, dia gak masuk, saya masuk, saya masuk, saya masuk, dia gak masuk, saya gak masuk, dia masuk, saya gak masuk, de el el. Kadang dia nunggu saya sampai gak masuk, baru dia shooting. Asli, kveren bingitz dah. Serius, ketika ada oppenent yang lebih dari kita, rasanya kok saya gak mau kalah ya. Jadi terpacu. Yang akhirnya membuat Rei kasihan, sampai harus nunggu sekitar jam 8 an. Padahal, biasanya kita bubar dari lapangan sekitar jam 7.30 an. Tapi, karena saya sangat enjoying dengan shooting tadi, Rei harus ngambil bola terus sampai jam 8. Hhaha. Gomen ne, Rei :3
Kembali lagi. Satu shooting masuk lagi, bubar, bilang saya ke Rei. Dan ketika satu shooting itu masuk, saya dan Rei lalu bubar. Dan as usual, sehabis latihan, saya dan Rei makan nasi pecel di langganan suhat di Permata Jingga juga. Harga pecel itu 8k. Harga tempe sebagai tambahan lauk 1k. Dan minum nya teh anget harga 1k. Jadi pas 10k. Sudah lumayan mengenyangkan bagi saya dan Rei sehabis latihan. Dan sambil makan, as usual, saya dan Rei curhat2 mengenai banyak hal, berdiskusi sana sini, ngakak gak karuan, de el el. Rei :3
Siangnya, saya dan Rei jum'at an di masjid Jami'. Sudah menjadi agenda rutin ketika tiap jum'at untuk jum'at an di masjid Jami'. Seusai jum'at an, as usual, saya berkeliling2 di sekitaran masjid Jami' sambil melihat2 para pedagang yang kembali berjualan menjajakan barang dagangannya. Dan as usual, saya membeli segelas beras kencur dari bapak2 yang sepuh. Sekalian membantu rezeki dari bapak sepuh itu. Setelah itu, saya kembali melihat2. Ternyata, mbak2 kemarin kemarin yang menawarkan kopi new brand itu, kembali ada tapi menawarkan produk lain. "Seribu tiga, seribu tiga". Saya tidak sempat melihat isi dalamnya, tapi dari luar ada 3 botol minuman ukuran sedang di dalam plastik. Dan di antara semua yang berjualan, yang paling laris dikerubuti orang banyak, pasti yang berjualan gorengan. Itu asli, paling laris sendiri. Yah, alhamdulillaah deh. Seneng juga lihatnya. Karena alhamdulillaah rezeki dia memang itu. Dan saya berhenti di pedagang jualan minyak wangi. Kebetulan harganya per satuan 5k. Saya tertarik dan saya mencoba satu2 minyak wangi yang tersedia di situ. Full saya coba satu2 lho, saya buka, lalu saya cium bau nya, lalu saya tutup, lalu saya buka lagi yang lain, begitu de es te. Dan akhirnya, saya membeli 2 buah minyak wangi rasa melati. Baunya paling enak bagi saya. Yah, sekali2 membantu rezeki pedagangnya. Ingat, jadi orang jangan pelit untuk mengeluarkan sesuatu apa pun, entah itu berupa materi atau tidak, karena rezeki itu sudah ada yang mengatur, mengapa mesti takut kalau harus kehilangan rezeki. Hanya orang "awam" saja yang masih pikir dua kali, terkecuali untuk hal2 yang tidak ada manfaat dan gunanya. Kalau ada manfaatnya, why not?
Kembali lagi. Setelah itu, saya dan Rei makan nasi tahu telor di alun2 dekat Martabak Agung. Dan as usual, yang makan di situ ketika seusai jum'at an, pasti membludak. Bahkan, seperti biasa lagi, saya dan Rei tidak mendapatkan tempat duduk sama sekali. Sampai2 kami harus nunggu dulu beberapa menit untuk bisa mendapatkan kursi setelah satu dua pembeli meninggalkan tempat. Yah, alhamdulillaah. Sekali lagi, seneng rasanya lihat penjual tahu telor banyak sekali yang beli. Rezeki mereka memang berlipat2 hanya ketika moment jum'at an ini. Selain itu, pengunjungnya hanya rata2 saja, yah, average lah.
Setelah itu, saya dan Rei menuju ke suhat untuk mengantarkan Rei kembali ke kos nya. Sepanjang perjalanan, saya dan Rei selalu curhat sana sini, mengenai apa pun itu, tapi yang paling asyik dan enak untuk didiskusikan dan diobrolkan, adalah seseorang yang kita suka. Hhaha. Sudah wez. Paling klop dan mantap deh. ^^ Saya dan Rei mampir dulu di roti madinah. Sengaja saya beli roti donat coklat 4 agar bisa dibagi rata. Kebetulan juga saya lagi ngidam ingin makan donat. Saya seneng banget makan donat, setelah lihat Shirobako.
Setelah mengantarkan Rei ke kos an, saya segera melesat pulang. Menyiapkan energi untuk besok sabtu pulang ke rumah nenek di ngebruk sumber pucung. Saya ke rumah nenek di samping sudah menjadi agenda rutin tiap minggu, selain itu sekalian silaturohim. Saya anak durhaka banget kalau gak sering berkunjung ke rumah nenek. Apalagi waktu senggang seperti ini
Sekian dulu ya curhat2 nya ^^

Comments