top of page

Cavs defeat Warriors 96-91, take 2-1 NBA Finals lead

  • SH
  • Jun 11, 2015
  • 4 min read

Curry mengalami kekalahan lagi dalam game ke-3 nya, di Quicken Loans Arena, kandang dari LeBron James (LBJ). Setelah sebelumnya juga dibekuk di kandang sendiri, Oracle Arena, seperti biasa, LBJ benar2 tampil agresif. Tak ada ampun, apalagi di kandang sendiri. Tampil buas, benar2 seperti gorilla yang kelaparan. Seakan2 rekan satu tim nya blas gak diperhatikan, dia seakan single fighter standing alone in front of lines. Semua hal dia lakukan, mulai shooting normal, jump shoot, fade away, step back, lay up, dunk, alley oop. Bener2 gorilla beneran dah!!!

Di satu sisi, saat di game ke-2 Curry benar2 tampil melempem. Sedikit membahas game ke-2 ya. Maaf, soalnya di game pertama dan game ke-2 saya belum nulis di sini. Game ke-1 Curry bener2 tampil luar biasa dah. Bermain lepas, tak ada beban, bersemangat, dan perfect 3 pt shoot nya selalu muncul. Apalagi gayanya yang khas dengan step back jump shoot nya. Wow!!! Itu uda dapat dipastikan 1001% pasti masuknya. Namun, begitu di game ke-2, masuklah si Dellavedova (saya manggil nya si deladela satu, soalnya ngeselin pol), pengganti dari Kyrie Irving yang cedera tempurung lutut, dan memang si deladela satu ini posisinya juga PG cadangan. Eh, ternyata, dia diinstruksikan khusus oleh Davit Blatt, coach dari Cavs, agar all of time guard si DEWA Curry satu itu. Jadilah ke mana pun Curry berlari, selalu diikutin dan diekor ama si deladela satu itu. Walau jatuh bangun, ketubruk sana sini, serius, dia gak pantang nyerah untuk nge guard Curry. Hanya Curry seorang dia rela beberapa kali harus tubrukan dengan orang2 gede, karena postur tubuhnya sendiri lebih pendek dari Curry

Tapi, berkat penjagaannya yang sangat super, dari 16 shooting, hanya 3 shooting yang bisa masuk ke ring. Dari 10 shooting 3 pt, hanya 1, HANYA SATU, yang masuk ke dalam ring. Wew. Coba bayangkan. Betapa melempemnya Curry di game ke-2. Alhasil, Curry lebih banyak dibangku cadangkan daripada dimainkan oleh Steve Kerr, coach dari GS Warriors. Di quater akhir, baru dimasukkan lagi. Pas saat OT (Over Time) pun, Curry melakukan foul yang berakhir pada free throw bagi Cavs. Ekspresi wajah Curry hanya melipat mulut dan bener2 kesel. Yah, sudahlah, seakan ingin berkata seperti itu. Dan ketika diinterview saat mau game ke-3, Curry memang mengakui, bahwa ia benar2 kesulitan karena penjagaan itu. Tapi, ia berjanji akan menemukan solusinya di game ke-3.

Dan, game ke-3 pun telah berakhir, dan Cavs memenangkan game ke-3. Sudah barang tentu, karena memang main di kandang sendiri, selain mendapat tambahan semangat, juga mendapat keuntungan berlipat. Curry mampu membuktikan bisa lolos dalam penjagaan. Walau tetap dikawal oleh si deladela satu itu, Curry mampu shooting perfect 3 pt seperti biasa, namun tak sebanyak jika tak di guard. Beberapa kali shooting nya Curry pun missed. Mau gak mau, Curry ubah strategi. Curry lebih banyak melakukan quick release, shooting cepat setelah mendapat passing bola. Uda gak banyak ruang gerak, maka dari itu satu2 andalan terakhir hanya quick release. Dan karena skill DEWA nya Curry, Curry melakukan quick release juga gak terlalu membebani. Terbukti banyak shooting quick release nya yang masuk.

Curry benar2 berjuang mati2 an di game ke-3. Ia ingin membuktikan, walau dia dikawal satu kampung, ia masih mampu untuk mencetak score banyak. Terbukti ketika sudah masuk detik2 akhir, Curry shooting di corner, masuk. Kemudian, time out untuk Cavs. Ketika uda time out, Curry langsung dikejar oleh 4 orang. DIKEJAR OLEH 4 (EMPAT) ORANG. BAYANGKAN!!! 4 orang lhoo. Dalam basket, ada 5 orang. Berarti, cuman satu orang, yakni LBJ yang gak ngejar Curry. Satu kampung ngejar Curry, uda kayak BEGAL MAU DIHAKIMI MASSA aja. Dan Curry tetap berlari mencari celah, lalu shooting perfect 3 pt, MASUK, dan foul sehingga free throw bagi Curry. Itu benar2 sungguh DUEWA bangetz ngetz ngetz. Sasuga, Curry. Just as I expected. Dikejar satu kampung pun masih bisa nge shooting dan masuk.

Tapi, itu semua percuma karena waktu tidak cukup plus selisih point yang besar. Akhirnya game ke-3 tetap dimenangkan oleh Cavs. Curry sedih? Bangetz. Kesel? Puol, bangetz. Apalagi ana, sama si deladela satu itu. Guard nya wow bangetz, hampir Curry gak ada ruang selain harus quick release di tempat.

Curry, jangan menyerah. Masih ada kesempatan untuk mengejar ketertinggalan. Jangan membuat yang lain nya kecewa. Ekspektasi dari ortu mu yang selalu melihat kamu bertanding, ayah, ibu, istri, dan anakmu tercinta yang super unyuk, Riley Curry, rekan2 se tim mu yang selalu bersama suka duka dan mempercayai mu bahwa kamu bisa melewati tantangan ini. Dan, saya pun tetap masih percaya kepada Curry, bahwa Curry mampu mengatasi rintangan ini. Ini adalah salah satu ujian dari Curry. Benar apa yang dikatakan oleh Rei. Jika Curry yang menyandang gelar stats MVP gak bisa mencari jalan keluar, maka lebih baik dia main di liga kampung aja. Inilah NBA, inilah Finals. Segala apa pun bisa terjadi, demi memenangkan masing2 tim, mempersiapkan segala risiko yang terburuk sekalipun. Di sinilah Curry diuji coba. Mampukah Curry menerobos si deladela ngeselin pol satu itu? Mampukah Curry mencetak point lebih dari yang dicetak oleh LBJ? Mampukah Curry untuk membuktikan bahwa Curry pantas dan layak untuk menyandang gelar MVP?

Tetap latihan, latihan dan latihan, Curry. Karena dengan latihan, semua kemampuan akan meningkat. Keep practicing and learning, practice makes perfect. Diskusikan beberapa bahkan ribuan solusi untuk mencari celah dari penjagaan ketat dari si deladela satu itu. Saya percaya, kemampuan kamu, Curry, yang sesungguhnya, bukan hanya sampai di situ. Kamu mampu bersinar lebih lebih dan lebih. Tinggal kamu sendirilah yang menentukan, mau atau tidaknya agar skill itu bisa keluar dari diri kamu, Curry. Jangan batasi kemampuan mu, terus berkembang. Dan segala kesulitan pasti ada jalan keluarnya.

Go go go Curry

You can do it!!!

PS : Curry dan LBJ. Singa vs Gorilla

11411962_10153264634653463_5523197335389958067_o.jpg

 
 
 

Comments


© Copyright 2015 by Sherlock Holmes

bottom of page