top of page

(Boring) Diary [28]???

  • SH
  • Jul 10, 2015
  • 4 min read

Alhamdulillaah

Hari ini, memasuki hari ke-23 Romadhon, as usual, berbuka di masjid Al-Umm, masjid sunnah, yang penuh dengan lingkungan sunnah pula. Di mana saya benar2 merasa tenang, adem, sejuk, di mana lingkungan yang onna (perempuan) nya hampir semua bercadar, rata2 otoko (laki2) pada berjenggot lebat, mencukur kumis habis, celana tidak isbal (di atas mata kaki), dan yang paling penting, makanan berbuka nya, nasi kotak yang memang standard menengah ke atas.

Ketika hendak makan, ternyata ada maz Dzul Ikram, maz dari Pendidikan Dokter angkatan 2009, mantan ketua umum LKI tahun 2009. Spontan saya langsung menyapa dengan senyum lebah merekah dan sambil melambaikan tangan. Kemudian lanjut makan sampai habis terlebih dahulu. Niat saya, saya fokus makan dulu, habiskan, baru ngobrol, biar enak dan lega.

Ketika selesai makan, cuci tangan, lalu saya mendekati maz Dzul, mulailah perbincangan. Ternyata maz Dzul tidak sendirian ke masjid Al-Umm, maz Dzul bersama maz Gesa dan maz (lupa satu nya nama maz nya, hhe). Maz Dzul cs ke Al-Umm karena memang ada kajian. Kebetulan memang hari ini kedatangan syaikh dari Palestine, sehingga jama'ah memang kalau dilihat membludak. Banyak yang ingin mengetahui, kabar terkini seputar keadaan negeri Palestine. Saya juga menanyakan, bagaimana ujian UKDI nya. Alhamdulillaah, maz Dzul lolos ujian.

Namun, maz Dzul terlihat agak sedih, ketika ada teman seangkatan maz Dzul yang tidak lolos, dia adalah komting sendiri, sekretaris, bendahara, ya bisa dikatakan, BPI nya dari kelas PD nya maz Dzul lah. Kasihan mereka, kata maz Dzul. Sudah berjuang sana sini untuk mengurusi teman2 yang lain, tapi ternyata ditakdirkan gak lolos ujian UKDI. Belum lagi, katanya, maz Obi Candra Kapisa, juga dikabarkan gak lolos. Saya berkelakar, kalau itu tergantung amalan perbuatan masing2. Tapi, diklarifikasi oleh maz Dzul, mungkin itu salah satunya, namun masih banyak faktor lain.

Kalau saya sendiri sich, sangat yakin, itu tergantung amal perbuatan masing2 individu. Ada yang mungkin di permukaan terlihat biasa2 saja, namun, dia menyembunyikan amalan tingkat tinggi yang gak mau orang mengetahui nya, seperti istiqomah sholat malam, atau sering bersedekah kepada yang tidak mampu, atau memberi makan kepada orang yang membutuhkan, atau de el el. Ada yang di permukaan kok rajiiinnn banget, plus otak nya encer, tapi ternyata, ketika ujian UKDI, gak lolos. Semua orang kaget, nih anak kenapa, apa depresi, apa tertekan, atau gimana. Yah, namanya juga nasib. Kata maz Dzul juga, maz Dzul lho, termasuk orang yang biasa2 aja, tapi, maz Dzul memang kalau saya lihat, kuat banget dalam ibadah, istiqomah nya, subhanalloh. Saya gak sanggup dah. Santun, sopan, ramah, lembut, gak pernah bengak bengok kayak di hutan, gak pernah petantang petenteng, de el el. Mungkin itu yang sangat membantu ketika ujian. Multifaktorial. Tidak hanya ilmu segudang seabrek.

Dan kejadian penting lagi, ketika saya hendak berwudhu untuk persiapan sholat isya' di Al-Umm, eh, ketemu dengan Abu Sa'id. Sebenarnya sich, dari kemarin2 uda ketemu, tapi ketika saya bertatap muka dengan Abu Sa'id, Abu Sa'id seperti belum mengenal saya, saya sudah sebisa mungkin memakai bahasa isyarat kalau saya yang mengantarkan beliau ke Sardo itu tempo hari lalu. Dan alhamdulillaah, dalam skenario Alloh yang indah (lagi2) tanpa diduga2, tanpa saya harus susah2, beliau yang negur duluan ==>

Abu Sa'id : Antum ya, yang kemarin nganterin ana?

Saya : Iya, akh. Hhe (sambil senyum2)

A : Masyaa Alloh. Antum tadi ikut kajian yang syaikh dari Palestine?

S : Ana tadi telat. Pas ana ke sini (Al-Umm), uda adzan maghrib. Jadi ana langsung buka, sholat maghrib

A : Oh. Nanti ada kajian lagi ba'da tarawih

S : Biasanya kalau habis tarawih gak ada lagi, akh

A : Bukan, maksud ana, memberitahu, kalau ba'da tarawih ada kajian lagi dengan syaikh Palestine

S : Oh, iya akh. Hhe (senyum lagi)

A : Ana nanti malam i'tikaf lagi di sini. In sha Alloh nanti kita bertemu lagi dalam i'tikaf

S : Iya, akh (senyum lagi)

Dalam hati saya, alhamdulillaah, tapi innalillaah. Soalnya, saya gak mungkin bisa i'tikaf. Yang ada sepertinya ketiduran. Jadi malah tambah malu2 in. Maafkan saya ya, Abu Sa'id. In sha Alloh, besok kita bertemu lagi kok, maghrib an, as usual, jika Alloh berkehendak.

Begitulah. Terkadang, sesuatu yang kita mati2 an ingin dicapai, ingin diraih, makin menjauh, jauh, dan sangat jauh sekali. Tidak jarang terjatuh dalam keputus asa an. Namun, saat kita tidak menaruh effort sama sekali, di situlah terkadang rezeki dari Alloh datang dari segala arah, tanpa kita sangka2. Sudah banyak kejadian yang saya alami. Inti nya, jangan terlalu ngotot dan bela2 in terhadap segala sesuatu, apalagi yang cuman sebentar ini, toh gak dibawa mati juga. Apalagi bingung dan mencemaskan rezeki. Duh, Alloh itu uda jamin rezeki kita sebelum kita lahir. Jadi, ngapain kita khawatir coba, sesuatu yang uda pasti? -_-

Jika melihat onna memakai niqob (cadar), lagi2 ingat kepada dokter Irene. Dokter Ireneeeeeeeeee :* :* :* <3

Dokter Irene, lagi2 saya tidak bosan2 untuk mewanti2 dokter, untuk ndang nikah sama saja aja gih. Ketika melihat dokter Irene, selalu image yang tergambar, hanya adem, sejuk, tenang. Saya serius tidak akan lirak lirik ke onna (perempuan) yang lain. Dokter Irene itu uda kecil, langsing, cantik, shiro (putih) natural tanpa make up make up an, kalem, lemah lembut, lucu lagi. Tinggal masuk Islam, pakai hijab syar'i, pakai cadar, wez, mari deh. Ntar tiap hari saya minta tolong dokter Irene untuk cosplay. Soalnya dokter Irene sangat cocok sekali, pas dan ideal banget untuk cosplay. Modal face dan bawa badan, uda sangat memenuhi kriteria sekali. Hhe. Kemudian, saya tinggal datang baik2 ke ortu nya dokter, lalu nikah deh.

Jika ditambah lagi suka anim plus manga, tuambah makin wajib jib jib dinikahi. Apalagi ditambah sunnah. Wez wez wez, jadi rebutan malahan :3

Sekian dulu ya curhat nya ^^

r.jpg

 
 
 

コメント


© Copyright 2015 by Sherlock Holmes

bottom of page