top of page

(Boring) Diary [35]???

  • SH
  • Jul 23, 2015
  • 7 min read

Seperti yang saya janjikan pada postingan sebelumnya, kalau saya sempat, saya akan memposting beberapa tipe dan kriteria onna (perempuan) yang saya cari. Karena ini pendapat saya pribadi, jadi mungkin pendapat tiap orang berbeda. Langsung aja, berikut ulasan nya ==>

1. Sunnah

Nah, apa yang dimaksud dengan sunnah? Harapan saya, onna yang akan jadi istri saya nanti, mengikuti sunnah, kembali kepada benar2 syari'at Islam yang murni, bukan yang gado2, campur aduk, masih gak jelas ke sana kemari, de el el. Yah, at least, misal gak sunnah pun, gak masalah, asalkan bukan dan tidak mengikuti kelompok2 organisasi, semisal NU, Muhammadiyah, HTI, JT, atau HMI, KAMMI, de el el yang sebangsa dan sejenis. Karena, bagi saya, kalau sudah masuk politik, ya sudah lah, pasti tahu akan berakhir seperti apa. Namanya juga politik, gak usah jauh2 lihat contoh, lihat aja contohnya bagaimana parpol2 yang katanya berlabel "Islam" yang bertempat di Jekardah. Saya tidak menyalahkan, tidak koar2, tidak mengkambing hitamkan, tapi sedari dulu saya memang sangat menghindar banget yang namanya politik dan sebangsa sejenis. Kalau ada yang bilang, wong Islam dulu ada politiknya, zaman khilafah ada politik nya, namun, itu semua masih berstandar Al-Qur'an dan As-Sunnah. Kalau sekarang, di Indon lah misal, mau pakai Al-Qur'an dan As-Sunnah politiknya, kamu mau apa, kasarannya gitu. Yang ada, jadi bulan2 an sama parpol2 yang lain. Kita sudah banyak sedikit tahu mengenai dunia politik seperti apa. Kalau di Arab Saudi sana, masih bisa, karena masih ada backing an dan support besar, apalagi center nya di sana kan Al-Lajnah Ad-Daimah itu. So, it's no problem. Intinya, lebih baik onna calon istri saya tidak mengerti apa2, asalkan tidak ikut apa2, lebih baik seperti itu, karena bisa saya nasihati dan bimbing pelan2, saya jelaskan satu per satu, in sha Alloh lebih baik, daripada dari awal uda bertentangan, banyak beda nya, yakin lah, 2-3 tahun uda gak tahan pasti nya, pingin cerai aja, dan malah menyalahkan kenapa saya milih kamu, atau dia milih saya, de el el. Yah, gampangan nya, contoh seperti Teuku Wisnu, si ganteng satu dengan jenggot nya yang lebat itu, membimbing istri nya hijrah ke Sunnah. Atau istrinya Caisar, membimbing suami nya, Caesar, hijrah ke Sunnah.

2. Umur

Untuk masalah age, saya lebih prefer yang lebih muda dari saya. Ntah itu beda setahun, dua tahun, tiga tahun, gak masalah. Yah, bagi saya, maksimal 4 tahun lah, uda cukup. Kenapa umur juga kadang menentukan? Karena seperti postingan saya sebelumnya, kalau seperantaran, bahkan lebih tua, dikhawatirkan kalau sifatnya jelek, tidak nurut, suka bengak bengok kayak di hutan, temperamental gak karu2 an, emosi labil, ditambah lagi sok berkuasa karena merasa lebih tua jadi suami yang harus nurut, ditambah lagi kalau manggil suami dengan nama asli uda kayak temen biasa, dijamin deh, setahun lah maksimal, pasti uda gak tahan dan minta cerai -_- Tapi, misal ada yang umur seperantaran, bahkan lebih tua, tapi sifatnya memenuhi kriteria, sunnah lagi, why not? Kalem, nurut, dan keibuan, suka anim dan manga lagi, moe unyuk lucu lagi, why not?

3. Face

Tadi kan uda agama, nomor 1 tadi. Kalau orang Sunnah, jangan ditanya deh amalan nya. In sha Alloh uda pasti bener dan gak diragukan lagi. Pasti berhijab panjang, syar'i, tidak kerudung (bukan hijab) yang diuntel2 ke sana kemari bahkan ada tutorial nya, pasti Islam nya. Nah, yang ketiga ini, adalah face (wajah). Bagi saya, face nya harus gak ngebosenin kalau dilihat. Kalau moe unyuk kawaii (cute), mungkin bisa jadi plus. Kalau kireii (beautiful), mungkin jadi nilai tambah. Kalau shiro (putih), bisa jadi nilai plus juga. Tapi, yang paling penting, face nya gak ngebosenin, menenangkan hati kalau dilihat suami, adem, sejuk. Jadi kita yang ngelihat juga kok rasanya gak bosen gitu. Karena kireii pun, kalau uda tua, ya pasti akan keriput juga, apalagi kalau ditambah suka marah2. Hadyah, buyar dah. Makin tambah banyak penyakit, muka makin cepet tua, malah sering nya "main" di luar deh. Kenapa face juga penting? Karena saya sependapat dengan jiji (ayah) saya, kalau kireii itu relatif, tiap orang beda pendapat. Jangan cari yang jelek juga, karena nanti malah bosen di rumah.

4. Kalem dan nurut

Nah, yang keempat ini masalah sifat. Saya aslinya kalau di anim, ntah kenapa lebih suka character onna yang tsundere. Tsundere itu artinya nolak di luar, tapi aslinya mau di dalam. Kelihatan jahat di luar (tapi ya gak nemen2 juga, kalau nemen namanya ngeselin itu mah), tapi aslinya baik banget di dalam, sayang banget. Tapi, kalau di real life, saya lebih suka onna yang sifatnya kalem, halus, nerima an orang nya, qona'ah, gak ngotot an, gak sok berkuasa juga. Karena bahaya banget, kalau ternyata ntar istri tukang marah, dikit2 marah, ada apa2 dikit2 teriak2 bengok2 kayak di hutan, berkuasa sana sini, pokoknya harus sesuai dengan pendapat dia, kalau gak, mending cerai, lebih merasa bisa, superior, de el el. Hadyah dyah dyah, dijamin dah, rumah tangga kayak gini, seminggu juga pasti hancur gak karu2 an. Barusan suami pulang, istri uda kayak di hutan bengak bengok gak jelas, gak mau minta maaf, harga diri tinggi, de el el. Yah, seperti yang sudah saya posting sebelumnya, kalau saya "sepertinya" lebih suka onna yang sifatnya keibuan, kalem, halus, de el el. Kalau kalem, biasanya sih orang nya silent. Ntah kenapa, saya lebih suka nge deketin orang yang biasanya mojok dari sosialisasi, saya ingin tahu masalahnya apa dan di mana, pastinya onna itu worthy. Saya uda seperti Hachiman di OregaIru aja. Yupz. Mungkin kalau contoh satu ini, Yukinon bisa dijadikan refleksi example yang bagus banget.

5. Body

Untuk masalah body, saya mungkin lebih prefer ke yang langsing, bukan terlalu kurus juga sih, yah, intinya langsing atau ideal. Karena kalau ntar bobotnya berlebih, apalagi onna, cepet bosan nya ntar, malah lebih sering "main" di luar deh. Mungkin kalau untuk pertama2 langsing atau ideal, lalu ketika uda punya anak 3-5 anak beratnya berlebih, it's okay aja, soalnya memang rata2 kalau uda punya anak, onna memang uda kebanyakan gak ngurusin badan, lebih sering ngurusin dan ngopenin anak2 nya, gimana caranya bisa sholeh dan sholehah, bisa Sunnah, de el el. Tapi, ada juga yang memang turunan langsing di awal, atau ideal di awal, ya teruuusss akhir nya gak pernah bobot berlebih, langsing atau ideal terus. Uda gen kali yak. Akan lebih menyenangkan suami kalau seperti itu, jadi walau melahirkan 3-5 anak pun, tetap langsing atau ideal. Karena bobot berlebih juga, ditakutkan ntar banyak penyakit bersarang di situ, ntah DM, asam urat, penyakit jantung, de el el.

6. Suka / interest ke anim/manga

Yah, untuk yang nomor 6 ini, gak harus sih. Tapi, kalau ada di bagian nomor 6 ini, tambah wajib dan harus dinikahi, apalagi kalau nomor 1-5 uda terpenuhi semua. Kurang apa coba :3 Karena kalau punya kesamaan, jadi enak. Ntar, bisa nonton bareng, bisa cerita bareng, karena saya mau cerita ke siapa, kalau ke teman kan kurang menambah keharmonisan. Kalau istri suka, kan ntar bisa sharing bareng. Apalagi kalau face dan body mendukung, bisa cosplay deh. Cosplay nya tapi hanya untuk suami aja donk. Seminggu atau 2 minggu sekali dijadwal. Dijamin, sampe tua pun gak akan lepas, lengket terus deh, soalnya punya hobi yang sama, jadi tiap hari ada aja pasti yang jadi bahan pembicaraan. Daripada bicara in orang lain yang gak jelas juntrung an nya, mending bahas anim aja. Hhe

7. Lain2

Kalau untuk lain2 ini, saya gak terlalu memperhatikan. Misal untuk kalangan mana onna nya, apakah harus sama2 kesehatan juga atau gak, it's no problem for me. Mau dokter, dokter gigi, atau bukan, it's okay, gak masalah. Bisa masak? Alhamdulillaah. Gak bisa masak, ya alhamdulillaah, gak masalah, bisa belajar masak bareng nanti. Harta, pangkat, jabatan, bagi saya, siapa pun dia, gak masalah. Saya tidak melihat itu semua. Toh juga gak akan dibawa mati. Rezeki de el el itu uda ada yang ngatur, gak perlu khawatir besok makan apa, tinggal gimana kita caranya menjemput rezeki itu jalan nya seperti apa. Asal dari mana pun, gak masalah bagi saya. Mau dari Sumatra, Kalimantan, Jekardah, Jawa, Sulawesi, de el el.

Itu lah sekelumit kilasan dan ulasan beberapa poin penting. Sekali lagi, ini hanya lah pendapat sepihak dari saya. Tentu setiap orang masing2 ada kriteria nya. Tapi, terlepas dari itu semua, karena ini hanyalah pandangan sepihak, kan belum tentu jodoh saya akan mendapatkan seperti apa yang saya inginkan dan harapkan. Who knows? But, at least, karena saya sendiri yang memilih, jadi saya tidak ingin menyesal di kemudian hari, no regret in future. Beda dengan misal dijodohkan, salah satu harus ada yang rela untuk menyamakan biar balance dan tetap langgeng. Kalau memilih sendiri, harus siap tanggung risiko tentunya, karena itu adalah pilihan anda sendiri, tidak ada yang memaksa. Semua adalah hak anda.

Nah, untuk menghindari penyesalan itu, setidaknya, walau bukan dijadikan list paten, dibuatlah beberapa kriteria. Kriteria di atas sudah saya urutkan berdasarkan prioritas, jadi first rank itu ini, second rank itu, third rank ini, de es te. Apa pun itu, kalau sudah berkeluarga, pasti lah ada sedikit perbedaan dan pertengkaran walau kecil. Tinggal bagaimana kita menyikapi nya, tinggal bagaimana kita melihat dari sudut pandang mana, karena beda sudut pandang uda beda rencana perawatan nya lho. Hhaha. Kita makin tambah dewasa, makin tambah banyak experience, dan itulah sebenarnya kehidupan. Terus belajar sampai akhir hayat, seperti kata jiji. Seperti kata jiji lagi, menikah itu adalah banyak persamaan nya atau salah satu rela untuk menyamakan. Hhe

Mungkin yang bisa dijadikan contoh lagi2 seperti nya dokter Irene deh. Dokter Ireneeeeeeeee :* :* :* <3

Dokter Irene, lagi2 saya tidak bosan2 untuk mewanti2 dokter, untuk ndang nikah sama saja aja gih. Ketika melihat dokter Irene, selalu image yang tergambar, hanya adem, sejuk, tenang. Saya serius tidak akan lirak lirik ke onna (perempuan) yang lain. Dokter Irene itu uda kecil, langsing, cantik, shiro (putih) natural tanpa make up make up an, kalem, lemah lembut, lucu lagi. Tinggal masuk Islam, pakai hijab syar'i, pakai cadar, wez, mari deh. Kemudian, saya tinggal datang baik2 ke ortu nya dokter, lalu nikah deh. Jika ditambah lagi suka anim plus manga, tuambah makin wajib jib jib dinikahi. Apalagi ditambah sunnah. Wez wez wez, jadi rebutan malahan :3 (hanya pendapat pribadi)

Saya banyak belajar juga dari pasangan yang selalu bikin jealous, antara maz ganteng, maz Jibril dengan mbak Fidaaaa. Saya stalking FB nya mbak Fida, ternyata mbak Fida suka anim juga, pernah pasang pp Kenshin Himura. Wew. Dan juga pasangan maz Gamal dengan mbak Rania, di mana ada beda umur 3 tahun, maz Gamal angkatan 2007, mbak Rania angkatan 2010. Misal saya dapat yang asli Nippon (Jepang) pun, tambah alhamdulillaah banget. Uda shiro (putih) natural, kalem, alus, keibuan, suka anim/manga, wah wah wah, langsung saya embat deh. Masalah sunnah mah, tinggal ngajarin dan bimbing pelan2 bisa, asal sifatnya nurut aja, in sha Alloh tinggal kita sabar apa gak nya nuntun nya. Ditambah lagi, sekaligus memperbaiki keturunan juga, biar anak2 saya ntar ada half Nippon half Indo. Pingin bangeettt dari dulu :3 Dan tanggapan orang Nippon, kalau orang Nippon nikah sama luar Nippon, mereka nganggap nya kakkoi (cool) lhoh, pernah saya utarakan maksud saya untuk mendekati Minami-san, teman onna Nippon yang saya dapat ketika APDSA di Bali. Orangnya shiro natural (uda pasti), kalem juga, face nya gak ngebosenin, aih, pokoknya complete deh. Yah, tinggal tunggu tanggal main nya aja. Kalau jodoh, in sha Alloh dalam skenario Alloh, ntar dipertemukan lagi kok. Kalau gak, ya sudah. Hhe

Saya mungkin ngewes gak karuan. Maafkan saya, gomen gomen.

Sekian dulu ya curhat nya ^^

 
 
 

Comments


© Copyright 2015 by Sherlock Holmes

bottom of page