top of page

(Boring) Diary [48]???

  • SH
  • Sep 6, 2015
  • 4 min read

Alhamdulillaah Akhirnya bisa update lagi, setelah beberapa hari belum bisa update. Dengan adanya hari ini, maka sudah 3 minggu saya tidak memegang dan menyentuh laptop saya sendiri, di samping sekarang masih menggunakan laptop nya Komandan. Alhamdulillaah, Komandan masih berbaik hati untuk melapangkan meminjamkan laptopnya ke saya. Hhe Alhamdulillaah, akhirnya, saya bisa bertemu lagi dengan Rei. Sebelumnya, saya mengajak Rei bagaimana kalau hari ini saya ajak makan siang sekalian curhat as usual, karena sangat banyak sekali berita2 dan kasus hangat yang ingin saya ceritakan pertama kali ke Rei. Dan Rei pun mengiyakan. Yatta~ Spontan saya, siang nya, jam 12 an, saya segera menuju ke kos nya Rei di suhat, dan cari tempat makan. Akhirnya kita makan di Ayam Geprak. Setelah dapat warung D'Keprek yang enak, menu dan harga terjangkau, kemudian ada pilihan lagi, yakni Ayam Geprak. Sambal nya yang enak banget itu lho, yang bikin saya ketagihan. Plus juga, harganya pun murah. Dengan harga 9k, uda bisa dapat ayam plus nasi. Sambil menunggu hidangan makanan datang, langsung saja saya buka pembicaraan dengan curhat dari A sampai Z. Aslinya harusnya curhat ini uda saya ceritakan awal2, tapi karena selalu saja gak ada waktu untuk meet up dengan Rei, entah saya nya yang pas sibuk banget, atau pas saya bisa tapi Rei nya berhalangan, akhirnya pas hari Minggu ini, dijadikan moment tepat untuk meet up setelah sekian lama. Tak lama, makanan pun datang. Curhat didelay sebentar, makan dulu. Sudah kelaparan soalnya. Hhe. Tak lupa saya sekalian bungkus satu biar nanti saat pulang ke rumah, gak perlu keluar2 rumah lagi untuk mencari makan. Setelah itu, saya ajak Rei untuk menemani saya ke Sardo, membeli beberapa barang kebutuhan sehari2 yang sudah hampir habis. Kemudian, saya ajak untuk mengambil cucian di laundry. Sepanjang perjalanan, tentu setelah saya yang curhat, giliran Rei juga. Usaha Rei ternyata benar2 membuahkan hasil. Sedikit demi sedikit, Rei hampir mendapatkan. Just more one step closer. Ganbatte, Rei. Tak support full kok. Di satu sisi, saya keadaan nya makin terpuruk. Di tengah2 keterpurukan, lagi2 Rei memberikan beberapa hipotesis gemilang nya. Bahkan, saya pun kadang tidak pernah terpikirkan. Rei memberikan beberapa alasan runtut plus diakhiri dengan saran. In sha Alloh akan saya laksanakan sesuai dengan saran Rei. Saya percaya 1001% ke Rei kok. Karena selama ini hipotesis Rei selalu benar. Sasuga, Rei. Oh ya, di hari Selasa kemarin, saya menemukan suatu kejadian menarik. Saat kebagian berada di Puskesmas Wagir, siang nya, kita satu kelompok, mencari sebuah warung untuk mendiskusikan beberapa topik. Lupa saya mendiskusikan apa. Kalau gak salah kuisioner dan mencari data mengenai penyakit GEA. Setelah mendapatkan warung, kami memutuskan untuk rehat sejenak sekaligus berdiskusi. Tak lama, datanglah seorang kakek2 yang berjualan. Kira maz Akbar, penjual kakek2 itu menjajakan gethuk. Ternyata bukan. Kakek itu menjual donat, bukan gethuk. Dan harga donatnya cuman 700 rupiah. Memang kecil sih, tapi ukuran itu lumayan buat mengganjal perut, kalau menurut saya. Saya lihat dari tempat lesehan, beliau sedang sibuk menghitung uang hasil penjualan donat nya hari itu. Dari kejauhan, saya benar2 gak tega dan kasihan melihat kakek2 itu. Di saat terik matahari menyengat, beliau masih kuat mendorong gerobak isi donat. Belum tentu juga donat nya hari itu bisa terjual semua. Belum lagi misal dalam suatu perjalanan, sendal jepit yang beliau pakai lepas. Atau terkena cipratan lumpur hasil dari kendaraan yang melaju kencang. Paling parah nya, hari itu tidak ada pembeli sama sekali sehingga donat masih tetap utuh. Akhirnya saya beranjak mendekati beliau, dan saya beli 10 buah. Saya berikan uang 7k, dan beliau menerima nya sambil mengucapkan terima kasih. Dalam hati, saya berkata, semoga donatnya laris ya kek, dan uangnya berkah. Aamiin Saya memang benar2 gak tega an dan kasihan setiap melihat orang2 bawah, orang2 miskin, orang2 tak mampu, namun masih tetap berjuang demi mencari sesuap nasi. Belum lagi setiap saya melihat laki2 yang menjajakan koran nya namun kaki nya tidak bisa berjalan sempurna, ia tetap berjalan sambil menenteng koran di samping kirinya, digenggam erat, dengan harapan ada satu dua pembeli yang membeli koran nya, saya rasanya nangis dalam hati. Gak tahan. Kasihan. Yang jadi pertanyaan, sudahkah kita selalu bersyukur atas nikmat yang telah kita terima selama ini? Atau kita ternyata masih mengeluh gak karuan, bahkan menyalahkan lingkungan, orang lain, bahkan Alloh? Mencari kambing hitam agar ada sesuatu yang bisa disalahkan? Masih menggerutu, mencaci maki, masih sering memasang status di sosmed yang isinya berupa keluh kesah, keluh kesah, keluh kesah, ngeluh, ngeluh, dan ngeluh? Sedangkan masih banyak di luar sana yang masih belum seberuntung kita, ingin merasakan seperti apa yang kita rasakan, ingin berpenampilan seperti kita, ingin sekolah seperti kita? Di sisi lain, sudah banyak mengeluh, saat makan di warung2 atau restoran ternama, kita masih, masih, dan masih saja menyisakan makanan, kita makan hanya sesuap dua suap, lalu kita tinggalkan makanan itu tersisa di piring meja makan? Tidak tahukah kita semua, bahwa masih banyak di luar sana yang untuk mencari sesuap nasi saja, mereka sampai harus rela mencari di seonggokan sampah, nasi basi pun mereka makan untuk mengganjal perut mereka, sedangkan kita, makanan yang halal dan enak pun tidak kita habiskan? Pernahkah kita berpikir, apa jadinya jika kita berada di pihak mereka? apa jadinya jika kehidupan kita ditukar oleh Alloh, sehingga kita jadi mereka dan mereka jadi kita? pernahkah mereka mengeluh sedikitpun walau anggota tubuh mereka memiliki keterbatasan? bandingkan dengan kita yang masih sehat belum ada cacat sedikit pun? pernahkah kita berpikir? pernahkah kita bersyukur? Yah, itu lah. Makanya, ketika saya melihat mereka yang terus berjuang, saya selalu sedih di hati, ikut merasakan penderitaan mereka, gak tahan, gak tega. Ketika makan di warung atau di mana pun, selalu saya usahakan untuk menghabiskan menu yang telah saya pesan. Tak jarang ketika ada teman yang tidak habis makanan nya, maka saya bersedia secara sukarela untuk menghabiskan sisa makanan nya. Tak salah jika Bule saya mewanti2 saya sejak awal, dibiasakan, agar ketika saya mengambil nasi dan lain2, harus dihabiskan, harus dihabiskan, harus dihabiskan, entah gimana caranya. Jika sudah benar2 full, maka sumbangkan dan berikan kepada yang membutuhkan. Sekian dulu curhat nya ya ^^

 
 
 

Komentáre


© Copyright 2015 by Sherlock Holmes

bottom of page