Just Because
- Emas ChitoX PIMNAS 2014
- Dec 27, 2017
- 6 min read
Alhamdulillaah
Saya diberikan waktu, kesempatan, dan semangat untuk bisa update lagi. Padahal pas besok, keesokan harinya, saya pagi nya uda harus naik travel ke bandara Juanda untuk cus ke tanah negeri kampung halaman sendiri, Tarakan, yang sudah 4 tahun tak pernah dikunjungi. Ntah darimana datangnya semangat ini, selama masih ada saya pegang, saya genggam, maka saya manfaatkan.
Okee. Kali ini seperti janji saya di tema sebelumnya, saya akan membahas ntah dorama atau anim di judul terpisah yang bagi saya menarik, atau worthy. This one, saya akan membahas anim Just Because. Holaa, bagi kamu2 semua yang memang punya motto “anime is love anime is lyfe” maka tentu anim ini tak bisa dilewatkan. Jujur saya, anim ini bernuansa romance, school life, daily life, romance nya bener2 kentel banget, dan jadi perhatian topik utama. Dan bukan karena saya suka sesuatu atau apa pun itu or something like romance yang whoaw banget, no, tidak, saya suka semua genre, bahkan romance bukan masuk dalam kategori “worthy” bagi saya, tapi saya mengakui untuk satu ini romance nya bagus banget. Gak heran jika 4 minggu berturut2 masuk dalam first rank list chart anim fall/autumn season 2017. Saya suka kehidupan romance yang gak neko2, yang gak apalah gitu, yang bener2 tampak keseharian, bisa diaplikasikan di dunia nyata. Ya Just Because inilah jawaban nya.
Jadi, bercerita tentang seorang anak laki2 (whoaaa, lul), Izumi, yang kembali ke perfektur/kota tempat tinggalnya (lupa nama perfekturnya apa), setelah sempat beberapa tahun pindah ke luar perfektur karena ikut pekerjaan ayahnya ditempatkan. Nah, di kota A ini dia ketika masih SMP, bersama 3 orang teman nya, lalu pindah ke kota B, beberapa tahun, lalu balik lagi ke kota A yang sudah SMA kelas 3. Ternyata 3 teman nya itu juga masuk ke SMA yang sama. 3 teman itu adalah Haruto, Natsume, dan Morikawa. Izumi dan Haruto uda bagaikan sahabat sejak kecil, dekat banget, sahabat karib, best friend. Di mana Izumi punya masalah, curhat ke Haruto, begitu sebaliknya. Dan kegiatan mereka bisa lepas curhat, bisa melepaskan semua kepenatan dan pelik kehidupan dunia ini, adalah dengan bermain baseball.
Semasa SMP, Izumi suka sama Natsume. Tapi Natsume sukanya sama Haruto. Awal kisah Natsume suka dengan Haruto, saat ujian, penghapus nya terjatuh dari meja, karena ragu untuk mengambil, akhirnya Haruto meminjamkan penghapus miliknya. Sejak saat itulah, Natsume mulai menyukai Haruto. Sampai2 penghapusnya disimpan terus sebagai kenangan, memori indah dia mulai menyukai Haruto. Di sisi lain, Haruto suka sama Morikawa. Gadis dengan tipikal lemah lembut, keibuan, kalem, masuk dalam concert band, gak gampang marah, pendiam, banyak pertimbangan. Morikawa sendiri biasa2 saja ke Haruto, layaknya ia bersikap sama seperti ke siapa pun yang datang kepadanya. Sinyal Haruto menyukai Morikawa belum ditangkap dengan baik oleh Morikawa. Banyak kesempatan di mana Haruto dan Morikawa bercengkerama dengan indah nya, Natsume yang jalan ntah papasan, lewat, atau mau menghampiri Haruto, malah gak jadi dan berbalik arah, atau malah melihat penuh kesedihan dari kejauhan. Di sisi lain, Izumi pun beberapa kali memergoki dan melihat Natsume melihat dengan seksama betapa indah persahabatan mereka berdua, antara Haruto dan Morikawa (persahabatan ta?)
One-side love ini berlanjut hingga SMA. Mereka berempat pun membuat grup Line, sehingga mereka bisa kontak an terus. Natsume menunggu perfect timing untuk bisa mengungkapkan perasaan sesungguhnya ke Haruto. Di saat hari itu tiba, hari H, Natsume minta waktu sebentar ke Haruto. Izumi yang ikut menemani Haruto uda ngerti Natsume bakal ngapain next move, makanya ijin minggat. Tapi ternyata dicegat oleh Natsume, karena akan sebentar aja. Dan, Natsume mengembalikan penghapus milik Haruto yang dulu waktu SMP dipinjamkan ke Natsume.
“ini apa?” “penghapus” “ya aku tahu, tapi ini maksudnya apa?” “ini penghapus milikmu yang kamu pinjamkan ke aku pas ada ujian waktu SMP” “heeee, aku pinjamkan ya, aku bahkan tak mengingatnya” lalu Natsume ijin minggat, pergi sama temen2 nya. Morikawa yang melihat itu dari kejauhan menangkap sinyal, bahwa Natsume suka Haruto. Kalau Izumi mah, gak tanya. Dia cuman diam seribu bahasa aja, mau menjelaskan ke Haruto, ah sudahlah, biar Haruto sendiri aja yang realize perasaan aslinya Natsume.
Hari pun berganti, terus berlalu. Haruto mengungkapkan perasaan nya ke Morikawa, confess, namun dengan cepat ditolak oleh Morikawa. Karena penolakan itulah saat di sekolah, Morikawa tiap bertemu dengan Haruto selalu awkward, bingung mau ngomong apa. Morikawa sadar, bahwa dia mungkin salah, gak seharusnya gitu ke Haruto. Morikawa curhat ke Natsume, Natsume beri saran lakukan apa yang terbaik bagimu. Haruto selalu menatap hape, Morikawa pun begitu, berharap punya keberanian untuk saling sapa. Di suatu hari, Izumi dan Haruto main baseball, Haruto bikin kesepatakan, kalau dia bisa bikin pukulan home run, dia akan bilang sesuatu ke Morikawa. Dan ternyata, beneran home run. Akhirnya dia menepati janjinya, dia email ke Morikawa bahwa dia ada waktu gak, mau ngomong sesuatu. Namun, Morikawa kebingungan bukan kepalang dapat email Haruto seperti itu. Curhat lagi ke Natsume, Natsume nyaranin mending diiyain aja, siapa tahu itu yang terbaik bagimu. Morikawa berhari2 belum menjawab email dari Haruto. Haruto siang malam saban hari selalu menge-check hape, siapa tahu Morikawa balas emailnya. Tapi ternyata nihil. Pada akhirnya, jawaban itu datang. Haruto senang bukan kepalang. Dan ketika bisa bertemu kembali, Morikawa buka dengan permintaan maaf nya, atas jawaban yang tergesa2 di hari itu. Morikawa minta waktu untuk bisa menjawab, karena mereka semua sudah kelas 3 SMA, bentar lagi masuk kuliah, dan Morikawa berniat masuk kuliah di perfektur lain, yang letaknya sangat jauh dari tempat tinggal dia sekarang, memakan 30.000 Yen untuk naik kereta. Haruto yang mendengar jawaban itu, langsung teriak, “yossshhhaaaaaa, yossshhhhaaaaaaaa”, walau sebenarnya jawaban itu masih belum mengiyakan 100%. Suatu kesempatan, Morikawa mengajak Haruto ke lapangan baseball saat usai sekolah, dan Morikawa lagi yang membuka pembicaraan, bahwa dia masih belum bisa menerima Haruto, belum bisa “going out” bersama Haruto.
“aku pikir2, aku masih belum bisa going out sama kamu. Karena kamu ngerti sendiri, aku kuliah di perfektur C yang bener2 jauh dari sini” “gak masalah kita LDR, aku pasti akan mengunjungi mu tiap minggu” “mustahil he. Kamu masa’ mau bayar 30rb Yen hanya untuk sekali jalan? Dapat uang darimana kamu?” “aku kan akan bekerja untuk itu. Tenang aja, walau gak bisa seminggu sekali, mungkin bisa 2 minggu atau sebulan sekali” “aku gak mau merepotkan kamu. Awal2 mungkin kamu bahagia, tapi sejalan dengan itu, pasti kamu mikir2 juga” “............” “biarkan aku fokus beradaptasi di universitas baru ku dulu. Beri aku waktu beberapa bulan, sampai aku tenang di sana. Kamu juga bisa bekerja tetap dan mengumpulkan uang dulu untuk bisa berkunjung ke aku. Nah, di saat itulah, jika kamu masih menyukai ku, kamu masih menginginkan aku, dan diriku ini dirasa kamu pantas dan tak mengapa, maka aku siap menerima kamu” *berbinar mata, senyum merekah, dan berteriak* “yosssshhhhhhaaaaaaaaaaaaaaaaaaa”
Di sisi lain, Natsume mulai melupakan Haruto sejak kejadian itu, dan beralih menyukai ke Izumi. Bukan tanpa alasan Natsume menyukai Izumi, karena waktu SMP Izumi telah banyak menunjukkan sikap ke baik hati an nya, perhatian lebih nya kepada Natsume, mulai dari membawakan barang2 ke gudang sekolah. Di saat Natsume perlu, di situlah Izumi hadir siap membantu Natsume. Yang paling nyata adalah, ketika Natsume ujian try out di universitas X, hari itu salju turun lebat, semua kereta pemberangkatan nya di delay, padahal ujian nya jam sekian, Natsume sangat panik, bingung, bahkan hampir nangis, terlunta2 di stasiun. Di saat itulah, tiba2 Izumi hadir, menolong Natsume, semua nya diatur dan diurus mati2 an gimana caranya Natsume bisa ikut ujian try out. Ketika Natsume mengingat2 kembali gimana Izumi waktu SMP, Natsume cuman bisa tersenyum sendiri. Pada titik itulah, Natsume mengubah pilihan masuk universitas nya dari univ X ke univ Z, sama persis univ yang dimasuki Izumi.
Namun, perjalanan Izumi x Natsume tak semudah Haruto x Morikawa. Di sisi lain, Ena Komiya, gadis berambut blonde cantik periang, 2nd year, suka fotografi, ikut menyukai Izumi. Walau Komiya tahu Izumi suka ke Natsume, dan Natsume suka ke Izumi, Komiya selalu saja jahilin Izumi, selalu saja usil in Izumi. Izumi karena orang nya woles, jadi ya biasa2 aja, semua permainan Komiya ditanggepi dengan woles dan kalem.
Lalu, Izumi pada akhirnya sama siapa? Natsume atau Komiya? Selanjutnya dilihat sendiri aja ya. Saya saking semangatnya kalau nulis semuanya sebenarnya bisa, tapi ya sop iler semuanya. Lebih terasa FEELS nya jika dilihat langsung sendiri aja ya. Oh, ada yang menanyakan, tipe saya Morikawa, Natsume atau Komiya? Saya sih uda jelas, saya team Morikawa. Dari awal2 uda yes banget sama Morikawa. Lalu antara Natsume dengan Komiya, pilih mana? Saya sih, pilih Komiya, karena bagi saya, blonde hair di mana2 itu cantik (rata2, gak semua nya sih ya, karena ada pengalaman pribadi nyata sama blonde hair ini). Tapi ya kasihan Natsume nya kalau gitu, dia suka Haruto, gak dapat. Lalu beralih ke Izumi, gak dapat juga? Abis ini dia gantung diri di jembatan suhat, maknyus wez. Lul
Saya sangat merekomendasikan anim ini untuk dilihat. Worth lah untuk diikuti. Saya prediksi, anim ini akan ada live-action nya. Uda jadi hal yang lumrah, akhir2 belakangan ini di Nippon, anim2 yang bernuansa romance school lyfe daily lyfe selalu dijadikan dorama, hampir semua-mua nya. Kalau untuk urusan romance sih, Nippon bagus2 aja. Tapi as I told you before, dorama FEELS nya kurang kerasa, beda jauh, banget, yang ada di anim.
Saya sudahi sampai di sini. Next time mungkin akan review singkat anim/dorama lain lagi. Dan next update, tentunya bakal jadi tahun depan, next year, setelah saya balik ke Malang lagi. Ada banyak list yang bakal saya lakuin memang di sana, seperti berkunjung ke rumah teman2 sahabat lama, ke tempat2 yang dulu jadi sejarah saya waktu kecil, de el el. Dan saya berniat gak bawa laptop di sana, jadi murni aktivitas biasa. Kapan lagi coba ke kampung halaman sendiri setelah 4 tahun lebih gak ke sana, eh di sana malah sama saja, pantengin laptop, ya minta ditapok to leee le. Lul. Manfaatkan waktu sebaik mungkin. Kurang lebih seminggu, banyak hal yang bisa dilakuin. Do’akan besok bisa tiba dengan selamat ya. Aamiin. See you next time ^^



Comments