top of page

Diary [58]

  • Writer: Emas ChitoX PIMNAS 2014
    Emas ChitoX PIMNAS 2014
  • Jan 7, 2018
  • 9 min read

Alhamdulillaah

Akhirnya bisa update lagi. Dikarenakan sudah pulang dari tamasya di kampung halaman sendiri. Keputusan saya untuk tidak membawa laptop dan fokus ke liburan cukup membuahkan hasil.

Berawal dari naik travel pukul 6.30 pagi, lalu langsung melesat pergi ke bandara Juanda. Tiba di bandara Juanda sekitar pukul 9.30. seperti biasa, tempat yang pertama kali saya kunjungi adalah vending machine. Daaannn, ternyata vending machine di sudut bandara yang biasa saya kunjungi itu, telah berubah. Tidak menyediakan es kopi/hot kopi lagi, tapi full murni botol minuman seperti fruit tea, atau teh2, atau ponari sweat, de el el. Saya agak kecewa juga. Saya tak bisa minum kopi mocca kesukaan saya di bandara. Ya sudah deh, akhirnya masukin uang 10k, lalu pencet tombol random. Tempat kedua yang saya kunjungi, roti boy. Ada 2 orang di depan saya yang duluan antri, sambil menunggu, saya taruh semua tas dan koper, lalu saya minum agak menepi biar tidak mengganggu. Tiba giliran, saya pesan 1 roti boy rasa vanilla, harganya 11500, yah cuman selisih 1k aja sama harga normal. Lalu saya menuju ke dalam untuk segera check in, walau aslinya saya uda check in via web di situs lion air sendiri. Enaknya jika check in via web, kita2 bisa milih sendiri duduk kursi di sebelah mana. Saya selalu pesan kursi nomor belakang dan duduk di dekat jendela. Saya senang aja dekat jendela, ntahlah. Bukan karena bisa liat pemandangan di luar, atau ada apapun itu di luar, tapi lebih nyaman, gak ada gangguan sama sekali dari dunia luar. Lul. Pas check in, ditanya sama mbak nya, “uda check in web ya pak?” “iya mbak”. Jadi mbak nya lebih cepet tugasnya, tinggal print, kelar idup.

Nah, selama menunggu keberangkatan yang dijadwalkan jam 11.30, saya mondar mandir jalan2 sambil liat keramaian, kadang kalau capek duduk lagi. Dua2 nya uda capek, lalu saya tinggal tidur di kursi. Daripada melakukan hal sia2, useless, gak ada manfaat, malah petantang petenteng kesana kemari, mending tidur, save energy. Bangun2 jam 11.25, saya pergi ke musholla, untuk sholat dzuhur gabung ashar jama’ qoshor. Selesai, lalu saya balik, dan agak heran, belum ada panggilan untuk lion air tujuan tarakan. Saya tanyakan ke petugasnya, petugas nya gak tahu. Males nanya lagi, akhirnya saya inisiatif cari2 sendiri pengumuman berita yang ada di monitor. Ujung ke ujung saya check, ternyata mengalami delay 45 menit. Lul. Uda biasa. Alhamdulillaah kalau gitu.

Setelah take off dari Juanda, saya transit dulu di Balikpapan, bandara Sepinggan. Daaaaann, uwaaahh, berubah total, drastis, untuk bandara Sepinggan. Puooolll. Sepinggan yang saya tahu dulu gak seuwah gak seramai heboh kayak gini. Dulu saya masih ingat kalau penerbangan lanjutan check in nya lewat sini, toilet sini, de el el, dan ternyata ketika sampai di sana, berubah total. Harus naik lantai dulu, check in, baru naik lantai lagi, dan tunggu di gerbang sekian. Daann, yang bikin heboh lagi, semua penataan ruang tunggu bikin uwaaooww lagi. Serius. Kita disediakan dan dimanjakan dengan berbagai fasilitas, mulai dari taman bacaan, lalu tempat nongkrong di mana ada wifi gratis (gak nyoba wifinya sih, ntah cepet ntah tidak), kita bisa numpang mas2 nya yang bawa mobil2 kecil jika gate nya kita jauh, de el el. Uwwiihh, pokoknya woaw banget deh. Saya beli roti boy lagi, lalu liat2 keliling bandara lagi, bener2 total perubahan nya. Sayang saya tidak memoto berbagai perubahan drastis di Sepinggan.

Dan ketika sudah take off dari Sepinggan, orang yang menemani di sebelah kursi saya, orang yang sama. Sepasang suami istri yang kira2 usia nya sudah menginjak 50 an ke atas, hampir 60 an. Tiba2 menyapa saya “nak mau ke tarakan ya” “iya pak” “anak saya di sana, ini kami berdua mau jenguk anak saya” “oo, anak bapak kuliah, kerja, atau gimana di tarakan” “uda punya istri dan 2 anak, kerja di tarakan, dulu2 anak selalu yang berkunjung ke jawa nemui orang tua nya, sekarang giliran kita nya yang jenguk, ini baru pertama kali kita naik pesawat, untung saja ada kenalan dari anak yang jadi petugas di bandara, jadi kami gak seberapa bingung” “ooo, gitu, heheheeee” kita bicara panjang lebar, dan karena bapak ibu nya yang baru pertama kali naik pesawat, ketika saya sudah lelah lalu memejamkan mata, bapak nya menyahut “kok bisa ya ngambang di awan, nabrak awan pula”. Saya yang mendengarnya cuman nahan ketawa aja, tapi ya begitulah, namanya juga orang tua, baru pertama kali naik pesawat, jadi dimaklumi aja. Lak durhaka kalau saya ketawa. Lul.

Sampai di bandara Juwata Tarakan, saya malah tak terkesima sama sekali. Tarakan memang jadi ibukota provinsi Kaltara (Kalimantan Utara). Dan bandara Juwata lalu diubah statusnya jadi bandara internasional. Namun, fasilitas, de el el, sangat kalah jauh dari Sepinggan. Memang sih, bangunan gedung nya sudah “lumayan” bagus, mayan apik lah, tapi masih dalam ukuran standard. Mungkin juga karena Tarakan terkendala dana, kalau dana nya bisa meluber sama seperti Balikpapan, mungkin bisa setara bagus nya seperti Sepinggan. Tapi apa pun itu, biarlah apa adanya. Welcome to Tarakan, im back again Tarakan. Setelah sungkem dan nostalgia sama adik dan orang tua, kita langsung cus cari makan, kelaparan banget saya. Adik saya request makan coto makassar, saya orangnya gak neko2, apa pun bisa dimakan yang penting halalan thoyyiban. Ingat, kalau masalah makanan aja kita rewel, susah, bawel, milih2, ada yang salah dalam diri kita. Karena biasanya yang seperti itu salah satu sifat perempuan. Tapi, kalau bisa dapat perempuan/istri yang jika diajak makan gak susah rewel bawal milih, sama prinsipnya seperti kita yang penting halalan thoyyiban, sujud syukurlah, karena sudah bisa mendapatkan perempuan/istri seperti itu di jaman now. Makin langka.

Salah satu aktivitas yang saya lakukan ketika di Tarakan adalah, memberi wejangan, nasihat, petuah, pembelajaran, pengalaman, kepada adik2 saya tercinta, baik yang pertama (perempuan) maupun yang kedua (laki2). Untuk adik pertama, saya selalu mewanti2, agar berusaha menjadi wanita sholehah. Ketika adik saya bertanya, nasihat apa yang akan saya berikan agar menjadi wanita sholehah, saya hanya menjawab singkat. Contoh lah Khodijah, istri pertama Rosululloh. Walaupun beliau beda 15 tahun umurnya, lebih tua Khodijah, namun bagaimana perangai beliau, akhlak, spontanitas dalam memandang berbagai masalah, cobaan, rintangan, hadangan yang menerpa, betapa pengertian nya beliau, betapa taatnya beliau kepada Rosululloh, baik sebagai pemimpin kepala rumah tangga, juga sebagai Rosul Alloh. Baaaanyak sekali keistimewaan Khodijah, jika kita mau mengkaji secara mendalam. Saya beritahu juga, agar adik saya mengikuti kajian2 rutin, majelis2 ta’lim, karena kita sudah memasuki fase akhir zaman, AKHIR ZAMAN. Jangan lagi ada alasan kita belum punya ilmu. Jangan lagi ada alasan kita belum tahu, gak dapat a b c d la la la. Gak ada alasan lagi. Mulai detik ini, belajar. Belajar belajar dan belajar. Tuntut ilmu, cari. Ilmu itu luas. Kamu kuliah bertahun2 kalau cuman dapat ilmu akademik saja, cuman expert di situ, maka sia2 lah waktu dan umurmu, karena terbuang percuma. Manfaatkan, selagi masih muda, selama masih diberi umur dan kesempatan, cari, ilmu, di mana saja, datangi kajian2 sunnah, walau harus masuk lubang semut. Karena ilmu itu mahal. Tidak semua orang sadar, tidak semua orang diberi hidayah, tidak semua orang dimudahkan oleh Alloh untuk melangkahkan dalam mencari ilmu. Betapa banyak orang2 di dunia ini, di sekitar kita aja, yang menghabiskan waktu lebih kepada ke sia2 an, tidak perlu menyebutkan aktivitas nya, jika kita mau merenung dan berintrospeksi maka kita bisa menyadarinya. Maka dari itu, saya kembali menegaskan kepada adik saya yang pertama, mungkin kamu belum terbiasa ikut kajian, its okay, awal2 dengerin kajian2/ceramah2 sunnah, yang bisa menyejukkan hati, yang bisa menguatkan hati dan iman kita, yang bisa menuntun langkah hidup kita kepada Alloh. Karena di jaman now, hampir2 semua orang bisa menjadi ustad, banyak sekali ustad gadungan, yang cuman modal lucu dan tampang, tapi ilmu bobrok, cuman bisa ndabrus doank. Maka jika kita paham ilmunya, kokoh dan kuat pondasi aqidah kita, in syaa Alloh kita bisa membedakan. Dan alhamdulillaah, sampai detik ini, kadang saya kirimkan video kajian2 sunnah ke adik saya, sehingga perlahan2 bisa berhijrah, teruusss berhijrah, berbenah diri, karena tidak ada orang proses langsung di puncak, butuh proses.

Begitu juga ke adik saya kedua (laki2). Saya tekankan, selalu selalu dan selalu, untuk sholat berjamaah di masjid. Saya bilang, kalau laki2 sholat di rumah namanya sholehah. Apa namanya? SHOLEHAH. SHO-LE-HAH. Artinya perempuan. Laki2 itu WAJIB sholat jamaah di masjid. Amalam pertama yang dihisab itu sholat. Sholat amburadul, jangan tanya amalan lain. Maka yang paling mendasar, dan memang adik saya laki2 dengan saya umurnya terpaut 10 tahun, maka yang harus diperbaiki dulu adalah sholatnya. Selaluuuuuuu saya ajak dia ke masjid. “kuy ke masjid sayang”. Akhirnya berangkat lah berdua ke masjid. Saya memang biasa memanggil adik2 saya dengan panggilan “sayang”, agar lebih terasa kedekatan nya. Karena saya sadar, saya sebagai anak pertama, punya tanggung jawab terhadap adik2 saya, harus bisa mengayomi, harus bisa jadi contoh, harus bisa jadi teladan, harus bisa membimbing dan mengarahkan. H-1 sebelum pulang pun, saya mewanti2 kembali, agar walaupun saya sudah gak ada, kamu harus tetap sholat berjamaah di masjid, terkecuali kalau hujan deras banget. Saya memberitahu, “saya pun di sana kalau memang hujan nya cuman rintik2 atau gak terlalu deres, gas pake sepeda motor, budal, kalau bener2 deres aja saya sholat di rumah”. Semoga sampai detik ini adik saya bisa tetap melanjutkan dan beristiqomah selalu sholat berjamaah di masjid. Aamiin

Selain itu, saya dan adik saya punya hobi yang sama, yakni sama2 main dota. Nah, salah satu metode saya pendekatan dengan adik saya kedua ini melalui dota. Yah, namanya juga adik ya, memang masih noob banget (lul). Saya pake akun nya aja, pakai hero tertentu, bisa nge kill 33 mati 3, pakai lagi yang lain, nge kill 19 mati 3, lul, lulba, lul banget. Ezpz lemon squeezy. Saya kalau ngajarkan tipenya selalu mengulang. Jadi saya jelaskan satu2 ini hero apa hero apa, skill nya apa ini apa, pakai item apa ini apa, item nya ini fungsinya apa ini apa, begiiiitu terus. Lalu saya kasih pertanyaan kayak ujian gitu, “ayok item tadi fungsinya apa? Kalau hero ini skill nya apa?” aslinya dia sudah main dota kurang lebih sekitar 6 bulan an. Tapi namanya juga adik ya, yah, kalau masih noob, maklumin aja lah. Namanya juga masih kecil. Pemikiran nya belum sampai. Nanti kalau uda masuk ke bangku kuliah, makin terbuka, mungkin bisa makin cerdas. Toh juga game hanya lah game. Game noob gak apa, tapi kalau sholat, jangan noob donk.

Gak cuman sama di dota aja. Tapi adik saya ini juga suka anim, sama seperti saya. Ketika saya tanya anim apa yang dia ikutin fall/autumn 2017 season kemarin, dia malah gak ngikutin sama sekali. Lhah, kenapa? Karena dia gak ngerti tempat/situs streaming yang bagus. “maa syaa Alloh, itu ta kendalamu sayang. Kalau kamu bilang, tak kasih sak arat2 sayang, ada buaaaanyak, nanti deh tak bookmark in”. lalu saya bookmark in semua tempat streaming yang bagus, walau nyari nya hasil dari google (lul). Karena jujur, saya sendiri blas gak pernah streaming, saya mesti download, download, and download. Dan ketika sudah saya bookmark in, secepat kilat adik saya lihat anim SAO (Sword Art Online). “lho, kamu belum liat SAO ta sayang? Waaaaa”. Ternyata anim se mainstream itu, se apa pun itu, dia belum liat. Lul. Ya jadilah dia liat 3 ep pertama, sambil tak temenin, saya sendiri pun nostalgia, dari season 1.

Selain itu, saya dan keluarga juga pagi2 olahraga di area bandara. Kebetulan memang di area bandara, banyak orang2 yang berolahraga di situ. Terutama sore hari. Banyak yang jogging. Adik saya dan ibu saya naik mobil, sedangkan saya naik sepeda pancal, gowes, karena saya udah laaaaaaama banget gak goes. Kangen saya, nostalgia ketika saya masih kecil dulu di Tarakan, sukanya keluar ke sana kemari naik sepeda, menjelajahi Tarakan, jadi uda tahu gang2 kecil di Tarakan. Lumayan agak ngos2 an ketika setengah perjalanan, mungkin karena uda lama gak gowes. Tapi kaki saya tetap kuat alhamdulillaah, karena dari kecil uda dilatih. Setelah olahraga, kita makan nasi pecel, enak banget nasi pecelnya.

Selain itu, kita bertiga, saya, dan 2 adik saya, jalan2 ke kafe2 yang ada di Tarakan, mengkhususkan waktu memang hanya untuk bertiga. Banyak hal yang kita curhatkan, yang kita omongkan, termasuk yang tadi, saya selalu memberi nasihat agar jangan lupa sholat di masjid, ikut kajian, de el el. Oh ya, di youtube channel adik saya laki2, juga sudah saya subscribe beberapa channel yang bermanfaat dan barokah, misal ustad2 sunnah, atau channel2 dota yang berisikan para pro player. Jadi walau tanpa saya, dia bisa belajar banyak hal dari situ. Sudah saya ajarkan semuanya full mengenai yang basic, kapan war, kapan back, kapan tarik ulur, last hit, deny, map awareness, 1 vs 1, team fight, kapan tp, kapan farming, hero2 mana aja yang bisa counter, mana2 yang bisa di solo, de el el. Seeeeemua nya. Saya sempat membahas 2-3 video mulai dari awal, video pro player main, kenapa ini gini, ini gitu, de el el. Semuanya di analisis. Karena sekali lagi, dota itu adalah game yang paling kompleks. Game online yang paling kompleks. Makanya, kalau uda bisa dota, harusnya game2 moba lain hanya ecek2 biasa.

Di malam tahun baru, kami sekeluarga mengisinya dengan datang ke kajian. Alhamdulillaah, ba’da isya, ada kajian di masjid dekat rumah. Jadi selesai sholat, langsung deh. Daripada mengisi dengan kegiatan yang sia2, hambur2 uang yang gak guna dan gak penting, padahal masih banyak di luar sana yang lebih membutuhkan, lebih baik diisi dengan kajian, yang bisa menambah ilmu. Ada banyak ilmu yang disampaikan, salah satunya mengenai wanita (wanita lagi wanita lagi, lul). Bahwa wanita sebelum nikah, bertanggung jawab kepada ortu, lalu setelah menikah, mana berpindah kepada suami. Dan masih banyak lagi (kebetulan saya lupa, tee-hee peron)

Di lain kesempatan, ibu saya memberikan banyak nasihat2 juga kepada kita2, terutama kepada saya dan adik saya perempuan. Seingat saya, memakan waktu 3 jam an. Alhamdulillaah, sangat banyak sekali memang nasihat, tapi memang begitulah seorang ibu, begitulah seorang perempuan. Salah satu karakter/sifat perempuan adalah, selalu mengulang. Maka bagi para calon / yang sudah menjadi suami, jangan pernah bosan, untuk selalu mengingatkan/meluruskan pasangan/istri kita ketika salah, ketika bengkok, ketika lupa, karena memang wanita itu rapuh. Perlu dukungan, sokongan. Mau menikah itu harus ada ilmu nya. Gimana mau jadi suami sholeh kalau surat yang dihapal cuman al-ikhlas dan an-nas. Gimana mau jadi pemimpin sholeh yang bisa jadi rujukan dan tanggung jawab, kalau menghadapi kerumitan/kesenggangan sama istri main emosi. Semuanya butuh ilmu. Ilmu dari mana? Ya kita cari. Cari di mana? Ya kajian bos. Ikutlah kajian, karena sesungguhnya saya, dan antum2 semua, masih masih dan masih sangat kurang sekali ilmu nya. In syaa Alloh jika sudah ada ilmunya, hati kita akan makin tenang, makin jernih ketika menghadapi berbagai masalah, gak mudah emosi, terbawa arus, lebih dewasa dan bijak, lebih tenang.

Mungkin segitu saja dulu untuk tamasya/rekreasi/liburan saat di kampung halaman. Jika ada waktu akan saya update lagi, in syaa Alloh, ntah tentang dorama/anim/manga/apapun itu, dan jika ada semangat untuk nulis, pasti segera akan saya tulis. See you next time ^^

 
 
 

Comments


© Copyright 2015 by Sherlock Holmes

bottom of page